
Koordinator Prodi Doktor Ekonomi FEB USK Prof. Dr. M. Shabri Abd. Majid, M. Ec menjadi pemateri pada kegiatan membedah kurikulum Prodi Doktor Ekonomi Islam Universitas Darussalam Gontor Jawa Timur /Hamdani/
Banda Aceh – Dekan FEM Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Dr. Hartomi Maulana, S.E., M.Sc, mengundang Prof. Shabri, Koordinator Prodi Doktor Ekonomi FEB USK menjadi pemateri pada FEM Research Camp Unida Gontor, juga diminta membedah kurikulum Prodi Doktor Ekonomi Islam yang akan diusulkan pendiriannya ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 09 Januari 2025 di Ruang Meeting Rektorat Unida Gontor dan dihadiri oleh jajaran pimpinan kampus, Wakil Rektor I Dr. Abdul Hafidz Zaid, Lc., M.A, Wakil Rektor II Dr. Setiawan bin Lahuri, M.A, dan Wakil Rektor III Dr. Khoirul Umam, M.Ec.
Acara ini juga diikuti Kaprodi Doktor Aqidah dan Filsafat Islam, Dr. Jarman Arroisi, MA, Prof. Dr. Syamsuri M.Si, Kaprodi Magister Hukum Ekonomi Syariah, dan para dosen senior program pascasarjana Unida Gontor. Kegiatan ini dilaksanakan secara blended (luring dan daring) sehingga para pimpinan dan dosen di program pascasarjana Unida Gontor yang sedang berada di luar kampus juga dapat berpartisipasi dan memberi masukan konstruktif dalam penyusunan kurikulum Prodi Doktor Ekonomi Islam Unida Gontor. Pada pembukaan acara, Wakil Rektor I mengharapkan agar Unida Gontor memiliki kurikulum Prodi Doktor Ekonomi Islam yang memiliki keunikan dan kekhasan gontorian dan sesuai dengan perkembangan ilmu ekonomi dan teknologi di era Revolusi Industri 4.0. Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemaparan rencana kurikulum Prodi Doktor Ekonomi Islam oleh Prof. Dr. Syamsuri, M.Si, dimulai dari visi, misi, tujuan, strategi dan kurikulum yang berisi mata kuliah yang direncanakan ditawarkan.

Setelah itu, Prof. Syamsuri meminta Prof. Shabri memberi masukan. Prof. Shabri menjelaskan bahwa mata kuliah yang ditawarkan haruslah selaras dengan visi kampus. “Kurikulum harus memiliki kekhasan dan keunikan Unida Gontor yang dikenal dengan islamisasi pendidikan dan ekonomi,” ujarnya.
Dia juga mengatakan kurikulum harus disesuaikan dengan kepakaran dosen yang tersedia dan perkembangan keilmuan ekonomi syariah dan financial technology (digitalisasi). Di samping itu, kurikulum yang ditawarkan harus memiliki ketertarikan bagi calon mahasiswa agar prodi tidak sepi dari peminat dan terus sustainable.
Menurut Prof. Shabri hal ini dapat dilakukan dengan menawarkan beberapa peminatan keilmuan, seperti Islamic social finance berbasis digitaliasi dan Environmental Social Governance (ESG) dan green finance.
Dalam sesi sharing ide dan tanya jawab, Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego M.Ec, dosen pascasarjana Unida Gontor dan juga Anggota DSN-MUI Pusat menyarankan agar kurikulum harus dapat menghasilkan lulusan doktor yang benar-banar filosofis, memiliki kualitas yang mampu dengan keunikan prodi.
Dosen yang lain, Dr. Affandi Mahfudz, M.Ec., CPIF menyarankan agar mata kuliah yang ditawarkan tidak terlalu banyak mempertimbangkan keterbatasan dosen tetap yang tersedia.
Merespon saran-saran tersebut, Prof. Shabri menyimpulkan bahwa kurikulum yang ditawarkan harus menyeimbangkan antara keunikan Unida Gontor dengan pertimbangan calon peminat/permintaan pasar. “Karena jika kurikulum terlalu unik dengan mata kuliah yang terlalu spesifik bisa jadi prodi akan kekurangan peminat sehingga harus tutup di tengah jalan,” ucapnya.
Dikatakan, karena pengalaman prodi doktoral ekonomi yang ada, jumlah mahasiswa yang studi di prodi ini jumlahnya sangat terbatas jika dibandingkan dengan prodi doktoral manajemen dan bisnis.
Sebaliknya, jika kurikulum yang ditawarkan hanya untuk memenuhi permintaan pasar dengan mata kuliah kurang spesifik dan peminatan yang banyak dikhuatirkan identitas dan integritas alumni yang dihasilkan akan tidak menyakinkan. Yang kita inginkan adalah alumni yang dilahirkan dibahani dengan kekhasan keilmuan di prodi juga tidak sepi peminat sehingga prodi dapat terus survive menghasilkan doktor yang berintegritas.
Di akhir acara, Prof. Syamsuri sepakat bahwa kurikulum yang ditawarkan harus memiliki kekhasan kampus dengan beberapa peminatan yang berisi mata kuliah yang sesuai dengan perkembangan keilmuan ekonomi syariah dan teknologi keuangan yang berwawasan kelestarian lingkungan hidup. Kehadiran Prof. Shabri ke Unida Gontor turut disambut Rektor kampus tersebut, Prof. Dr. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed., M.Phil. Rektor Unida Gontor menceritakan kerjasama dengan USK sudah terbina sejak 22 Juni 2024 dalam rangka pengembangan Fakultas Kedokteran di Unida Gontor. “Ternyata USK itu kampus besar,” ujar Prof. Hamid Zarkasyi. “Rektor USK sekarang, Prof. Dr. Marwan adalah kawan saya saat kami sama-sama kuliah di University of Birmingham, United Kingdom, kata Rektor Unida Gontor,” “Kehadiran Prof. Shabri semakin memperkuat hubungan USK-Unida Gontor, dan ke depannya semoga lebih banyak bentuk Kerjasama yang dapat kita lakukan,” tutup Prof. Hamid Zarkasyi
No responses yet